Selasa, 13 Juni 2017
makalah emosi dan kreativitas
BAB I
A.
PENDAHULUAN
Setiap manusia memiliki emosi. Emosi
sudah ada sejak manusia dilahirkan di muka bumi meskipun bentuknya masih kabur,
berupa kegairahan yang bersifat umum (general-diffuse
excitement). Ketika manusia dilahirkan hanya respon senang dan tidak senang
saja yang yang dapat dikenalinya, hingga pada di atas usia 2 minggu bayi sudah
mengenal emosi jijik, tertarik, marah, sedih, heran, gembira, takut, dan malu.
Bayi belumlah mampu memahami dan memaknai emosi-emosi tersebut, maka hanya
mampu mengekspresikannya sebagai respon terhadap stimulus yang di terimanya.
Seiring perkembangan usianya, emosi juga mengalami perkembangan hingga usia
dewasa. Perkembangan emosi sendiri saangat dipengarihu oleh factor kemasakan
sel otak dan belajar, factor seberapa peka individu terhadap rangsangan dan
bagaimana harapan sosial terutama dari orang tua dan lingkungan masyarakat
sosial disekitarnya.
Kreativitas atau berfikir kreatif itulah sesuatu yang
harus dimiliki oleh setiap orang. Mungkin tanpa berfikir kreatif orang akan
sulit dalam pemenuhan kehidupan di dunia. Kreatif akan membedakan manusia yang
satu dengan manusia yang lain. Sebab orang yang kreatif lebih maju ketimbang
dengan orang yang tidak kreatif, berfikir kreatif bukanlah sesuatu yang baru,
tidak mungkin bagi kita untuk memaksimalkan kemampuan kreatifitas kita sehungga
kita menghasilkan sesuatu.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa pengertian
emosi?
2.
Apasaja komponen
emosi?
3.
Jenis emosi dan
ekspresinya?
4.
Apa sajaa yang
termasuk emosi-emosi istimewa?
5.
Apakah fungsi
emosi?
6.
Apa saja pengertian
kreativitas menurutt para ahli?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
EMOSI
Emosi dalam bahasa lati yaitu “move out” (bergerak keluar). Emosi (emotion), merupakan gabungan e
untuk energy dan motion untuk
pergerakan, sehigga emosi menggerakkan kita untuk bertindak agar dapat bertahan
dari ancaman, mendapat kedekatan social, dan prokreasi (Gentry, 2007). Emmosi
adalah suatu kompleks keadaan dari kewaspadaan yang meliputi sensasi (di bagian
dalam) & ekspresi (di bagian luar), yang merupakan kekuatan untuk
memotivasi individu dalam bertindak (Atwater, 1983). Emosi merupakan pola yang
kompleks dari perubahan yang terjadi pada bangkitan/ getaran fisiologis,
perasaan subjektif, proses kognitif, dan reaksi pelaku (Atwater & Duffy,
2005). Emosi memang sulit didefinisikan, akan tetapi dapat diungkapkan bahwa
emosi selalu terkait dengan perasaan (feeling),
perilaku (behavior), perubahan
fisiologis (physiological change),
dan kognisi. Fungsi utama emosi adalah untuk memberikan informasi kepada
individu mengenai interaksinya dengan dunnia luar (Strongman, 2006). Gentry
menjelaskan bahwa Alexithymia merupakan istilah psikistris untuk seseorang yang
mengalami kekurangan dalam emosinya, yaitu: yaitu sulit membedakan perasaan
yang dimilikinya, meraa sulit berinteraksi dengan orang lain, kewaspadaan
emosional yang kurang, kurang dapat merasa senang, sulit membedakan emosi
dengan getaran tubuh, secara berlebihan menggunakan logika dalam mengambil
keputusan, kurang dapat bersimpati dengan orang lain, menunjukkan kebingungan
ketika menghadapi emosi orang lan, tak tergugah oleh seni, karya sastra, atau
music, hanya memiliki sedikiit memori emosional (missal: memori masa
kanak-kanak).
Emosi merupakan aspek penting dalam
kehidupan manusia yang merupakan sumber komedi dan tragedy seperti yang banyak
terjadi di Indonesia menjelang milenium baru. Pada dasarnya, dengan adanya
emosi hubungan antar manusia akan lebih
bernuansa. Ada kala manusia bergembira da ada kalanya pula manusia bersedih.
Ada dua cara dalam mengungkapkan emosi. Cara pertama yaitu emosi diungkapkan
secara verbal dengan penuh kesadaran. Untuk cara ini bahasa yang digunakan
harus sama, termasuk pengertian kata-kata yang digunakannya. Cara kedua yang
sering dilakukan manusia dalam mengungkapkan emosinya yaitu emosi tidak
dikatakan tetapi diungkapkan secara non-verbal. Amok/ amuk adalah salah
satunbentuk pengungkapan emosi secara non-verbal yang ekstrim dan sifatnya
patologis. Istilah ini sekarang menjadi istilah psikiatri yang sifatnya
universal. Hasil penelitian Kaltner,
Kring & Bonanno (1999) telah menunjukkan bahwa secara teoritis
ekspresi wajah berhubungan secara signifikan dengan penyesuaian setelah
kematian pasangan, dalam hubungang jangka panjang, dan dalam konteks gangguan
psikologi kronik. Mereka mengkaji bukti yang menunjukkan bahwa ungkapan emosi
melalui ekspresi wajah berkaitan dengan hasil proses interpersonal dan social.
Mereka mengungkapkan bahwa ekspresi emosi diwajah merupakan dunia dalam dan
mediator dunia social.
Terdapat pula komponen-komponen
dalam emosi: perubahan fisiologis, termasuk sensasi tubuh, kewaspadaan
subjektif & interpretasi penuh makna dari suatu sensasi, kemungkinan
diekspresikannya kewapadaan tersebut dalam perilaku yang overt (tampak). Dalam
perkembangannya (Atwater & Duffy, 2005), komponen emosi diungkap dalam 4
hal yang saling berkaitan, yaitu:
a. Bangkitan/
gerakan fisiologis
Emosim
melibatkan kerja otak, system saraf, dan hormone sehingga ketika individu
dibangkitkan emosinya, maka secara fisiologis juga dibangkitkan emosinya.
Terbangkitnya emosi membutuhkan energy dalam tubuh dan bahkan menurunkan
ketahanan tubuh terhadap penyakit.
b. Peradaan
subjektif
Emosi melibatkan
kewaspadaan subjektif/ perasaan yang memiliki elemen menyenangkan atau tidak
menyanagkan, suka atau tidak suka.
c. Perasaan
kognitif
Emosi juga
melibatkan proses kognitif, seprti: memori, persepsi, ekspentasi, dan
interpetasi. Suatu peristiwa, beda makna beda individu.
d. Reaksi
pelaku
Reaksi pelaku yang
terlibat dalam emosi dapat berbentuk ekspensif dan instrumental. Contoh reaksi
ekspensif: ekspresi wajah, gesture, nada suara. Contoh reaksi instrumental:
menangis distres, melarikan diri dari masalah.
B.
PROSES DALAM MENGALAMI EMOSI
Ada
tiga tahap yang terjadi didalam proses individu mengalami emosi, yaitu:
1. Sensasi
tubuh, merupakan proses yang terkait dengan hubungan antara emosi dan perubahan
fisiologis.
Emosi melibatkan suatu jaringan yang kompleks dari
perubahan fisiologis, yang terdiri atas pikiran dan jasmaniah kita, ehingga
perasaan dan tingkah laku saling bekerja simultan.
Manusia memiliki dasar-dasar emosi, yaitu emosi primer
dan emosi skunder. Emosi primer umumnya meliputi rasa takut, marah, sedih,
senang, terkejut, jijik, dan sebal. Emosi-emosi tersebut memiliki pola
fisiologis yang berbeda-beda, situasi yang menimbulkan emosi-emosi tersebut
bersifat umum. Emosi skunder meliputi semua variasi dan campuran berbagai emosi
yang bervariasi antara satu kebudayaan dengan kebudayaan lainya serta
berkembang secara bertahap sesuai tingkat kedawasaan kognitif.
2. Sensasi
yang dimaknai. Emosi bukan sekedar sensasi, tetapi bagaimana sensasi tersebut
dimaknai oleh individu. Hal ini dijelaskan para ahli dibidang psikologi dengan
suatu studi Ekspremental (Schacthter dan Singger di tahun 1962)
a. Emosi
sangat tergantung pada apa yang kita pikirkan & bagaimana kita berinteraksi
dengan orang lain saat emosi kita bangkit
b. Emosi
kita dipengaruhi oleh harapan kita & persepsi kita terhadap orang lain,
selain oeh dorongan jasmaniah (mental set & seting social dapat membantu
kita memaknai sensasi tubuh kita sendiri)
c. Belajar
memainkan suatu peran penting dimana kita benar-benar daapat merasakannya,
memberikan implikasi yang besar dalam pengaturan emosi kita.
3. Respon-respon
adaptif. Menurut Arnold (1970), penilaian terhadap baik dan buruknya suatu
stimulus memberikan petunjuk bagi respon kita selanjutnya.
Fungsi adaptif yang lain dari emosi yaitu memperkuat
ikatan antar individu dengan kelompoknya: emosi positif seperti cinta, kasih
sayang. Sedangan emosi negative seperti cemas, cemburu, dan berduka akan
membantu kita mengacaukan hubungan social yang tidak diinginkan.
C.
FUNGSI EMOSI
Emosi kita merupakan barometer terhadap dunia
internal kita, sehingga emosi merupakan pengetahuan intuitif secara sekilas
tentang diri kita. Apabila kita tabu terhadap perasaan seseorang, maka kita
telah mmengetahui edikit tentangnya. Menurut Atwater (1983), emodi memiliki
fungsi yang berbeda dalam kehidupan individu, dapat dilihat dari fase-fase,
sebagai berikut:
1. Intensitas
pembangkitan (arousal). Intensitas emosi menunjukkan seberapa banyak perasaan
kita dipengaruhi oleh suatu peristiwa. Apabila emosi terasa kuat, biasanya hal
tersebut dipengaruhi oleh kebutuhan & dorongan yang dominan saat itu pada
diri kita. Reaksi emosional yang intensif akan mendorong dan memotifasi kita
untuk bertindak dan sebaliknya, membuat kita tidak terlibat secara emosional
pada suatu Pengalaman belajar, individu yang hidup dilingkungan yang ekspensif
secara emosional kemungkinan besar memiliki pengalaman emosional yang lebih
kuat
peristiwa.
Intensitas emosi dipengaruhi oleh:
a. Factor
herediter, yang karakterisik system saraf dan system hormone
b. Usia,
contohnya pada usia anak-anak dan remaja intensitas emosinya lebih besar
ketimbang pada usia dewasa
c. Pengalaman
belajar, individu yang hidup dilingkungan yang ekspensif secara emosional
kemungkinan besar memiliki pengalaman emosional yang lebih kuat
2. Makna
personal. Menjelaskan pada kita, pada situasi apa kita terpengaruh secar
emosional. Apabila kebutuhan dan keinginan kita terpengaruhi maka muncul emosi
menyenangkan, seperti cinta, senang, bahagia, dan bersemangat. Namun, ketika
merasa dicampuri atau dirampas haknya, maka muncul emosi negative, seperti
takut, marah, cemburu, atau iri. Emosi dasar manusia adalah adalah menyenangkan
dan tidak menyenangkan. Emosi ini akan berkembang seiring tahapan perjalanan
perkembangan individu menjadi lebih variatif dan spesifik.
3. Pengalaman
sementara. Emosi merefleksikan pengalaman sementara, sebagai perubahan dari
pengalaman subjektif kita, kebutuhan, dan kepuasan kita. Mood adalah emosi yang
bertahan dalam waktu tertentu dalam diri kita. Mood yang berubah-ubah tanpa
alas an yang cukup dapat menjadi tanda-tanda patologis, baik karena penyebab
fisiologi atau psikologis.
D.
JENIS-JENIS
EMOSI DAN EKSPRESINYA
Banyak teori mengenai emosi yang mencoba mengungkap
macam emosi dalam istilah “emosi dasar” (basic emotions) dengan tujuan
membedakan (secara kualitatif) berdasarkan fungsinya dalam proses adaptasi
individu (Matthews dkk, 2002). Teori Plutchick (1980, 2001, dalam Metthews
dkk, 2002; Atwater & Duffy, 2005)
mengidentifikasi ada 8 macam emosi primer: gembira, penerimaan, takut,
terkejut, sedih, muak/jijik, marah, dan antipasti. Dimensi utama dari emosi ada
2, yaitu:
a. Menyenangkan (pleasant) vs tidak menyenangkan
b. Intensely aroused vs
weakly aroused (Rusell dkk, 1989)
Menurut Ekman (1993), dari delapan emosi primer yang
berbeda hanya 6 yang bersifat universal tanpa batasan budaya dan usia, yaitu:
marah, takut, kegembiraan, sedih, dan muak. Sedangkan menurut Matumoto (2000),
ditambahkan emosi lagi yaitu jijik (contempt).
EKSPRESI EMOSI. Emosi
tidak hanya berfungsi untuk menggerakkan seeorang dalam bertindak atau
menghindari situasi tertentu, tetapi juga merupakan salah satu cara
berkomunikasi dengan orang lain, dalam bentuk ekspresi emosi tertentu. Yang
harus diperhatikan adalah keseimbangan antara ekpresi emosi dengan kendali
terhadap perasan kita, shingga merasaakan rasa nyaman. Wajah merupakan kunci
dari ekspresi emosi seseorang (Bower, 2001), kemudIn tubuh, postur, perubahan
suara, dana gerakan tangan dapat menjadi tanda berikutnya (Azar, 2001). Ekspresi emosi yang terhalang
karena mekanisme inividu untuk menutupinya, dapat terungkap dengan:
a. Microexpressions, yaitu
ekspresi wajah sepintas lalu yang tampak hanya beberapa detik
b. Body leakage, yaitu
sikap tubuh seseorang
Hasil
riset terkaiit dengan perbedaan ekspresi emosi:
1. Perempuan
lebih baik dalam mengenali emosi orang lain dibandingkan laki-laki, terutama
dalam bentuk bahasa tubuh (Brody &Hall, 1993).
2. Perempuan
berespon lebih sedih terhadap peristiwa negative yang dialaminya (Hess, dkk,
2000).
3. Laki-laki
lebih banyak merenung dari pada perempuan setelah mengalami peristiwa yang
menyedihkan, dan terungkap lebih segan mengungkapkan rasa bermusuhan dari pada
perempuan (McConatha, dkk, 1994).
4. Individu
dewasa lebih sulit merasakan peristiwa yang menyedihkan dan frekuensi
mngekpresikan emosinya lebih sedikit daripada individu yang lebih muda usianya,
selain itu terungakap bahwa lansia masih mampu mengalami emosi positif yang
mendalam (Carstensen & Charles, 1998).
E.
KECERDASAN
EMOSI
Individu yang memiliki kecerdasa emosi dapat terungkap melalui kemampuannya
memotivasi diri & bertahan menghadapi frutrasi, dapat mengendalikan
dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan
kesenangan, mampu mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak
melumpuhkan kemampuan berfikir, serta dapat berempati dan selalu berdoa.
Ada 4 ranah dalam kecerdasan emosi (emotional
question), yaitu:
1. Kecerdasan
diri, yaitu mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi, yang meliputi:
kesadaran emosi, penilaian dari secara teliti dan percaya diri.
2. Mengelola
emosi, yaitu menangani perasaan dapat terungkap tanpa melewati kewajaran,
meliputi: kendali diri, dapat dipercaya, kewaspadaan, adaptibilitas, dan
inovasi.
3. Memotivasi
diri sendiri. Yaitu memiliki kecenderungan emosi yang mendorong pencapaian
tujuan, meliputi dorongan berprestasi, komitmen, inisiatif, dan optomisme.
4. Mengenali
emosi orang lain. Yaitu memiliki
kesadaran terhadap perasaan, kebutuhan, dan kepentingan orang lain, yang
terdiri dari memahami orang lain, orientasi akan pelayanan, dan mampu
mengembangkan orang lain, serta mengatasi keberagaman, mampu berkomunikasi
dangan baik, merupakan katalisator perubahan, mampu mengelola konflik, mampu berkoolaborasi
dan berkooprasi serta kemampuan bekerja dalam tim.
F.
PENGELOLA
EMOSI
Emosi kita sangat terkait dengan bagaimana kita
melakukan penyesuaian psikologis (Izard, dkk, 2001). Mengelola emosi berarti
belajar bagaimana mengekspresikan parasaan kita secara efektif, melibatkan
kesimbangan antara ekspresi spontan dengan yang disadari, menggunakan control
rasional (Atwater & Duffy, 2005). Beberapa cara sederhana dalam mengelola
emosi:
a. Berbagai
perasaan tersebut, seperti perasaan dapat membantu kita untuk lebih
bersemangat, sedangkan apabila kita berbagi perasaan negative pada orang lain
akan menemukan beberapa keuntungan, antara lain: mengenali perasaan apa
sebenarmya yang kita alami, meredakan emosi negative menjadi netral, dan
menemukan pemecahan masalah.
b. Ekspresikan
secara terbuka dengan tatacara yang konstruktif, yaitu dengan membicarakan
parasaan kita kepada orang lain akan membantu kita untuk berkomunikasi dengan
sumber munculnya emosi negative.
Teknik
lain dalam mengelola emosi secara sederhana, antara lain: penggunaan humor, pengarahan
ulang energy emosional, mengembangkan emosi positif dan istirahat.
G.
EMOSI-EMOSI
ISTIMEWA
·
Cemas (Anxiety),
merupakan emosi yang tidak menyenangkan, tetapi sangat penting manfaatnya
sebagai alarm secara emosional yang memperingatkan kita akan adanya ansaman
atau bahaya (Gorman, 2002). Rasa cemas membantu seseorang untuk melakukan
persiapan/ antisipasi.
·
Marah (anger), rasa
marah dapat mengarah pada perilaku penolakan, kepribadian tipe A, serta
penyakit jangntung koroner. Mengelola rasa marah dapat diajarkan sejak ank usia
dini dengan cara mengajarkan anak untuk mengenali rasa marahnya dan membantunya
mencari cara menyalurkannya. Anak-anak yang sejak kecil selalu merasa marah dan
tertekan akan mengembangkan perilaku bully kepada teman sebayanya. Orangtua
dapat menjadi model peran yang positif untuk anak-anaknya.
·
Cemburu (Jealously),
kecemburuan biasanya terkait dalam korteks romantisme. Kecemburuan seharusnya
dikelola secara aktif dan kontruktif, dengan cara mengajarkan individu tersebut
untuk mngekspresikan ketidakpuasannya dan intensinya kepada pasangan untuk
mengembangkan suatu hubungan yang lebih sehat.
·
Gembira/ bahagia
(Happines), kegembiraan merupakan emosi positif yang terkkait dengan
kesejahteraan subjek seseorang. Kegembiraan tidak dipengaruhi oleh jenis
kelamin, ras, atau level pendapatan seseorang. Individu yang gembira/ bahagai
dappat diidentifikasi sebagai: kurang penolakan, tidak mudah sakit/ lemah,
mudah memaafkan, mudah percaya, dan energik daripada orang lain yang tidak
bahagia.
H.
MANAJEMEN
MOOD
Mood adalah keadaan emosi kita selama beberapa waktu
tertentu, sehngga mood seseorang biasanya cenderung stabil. Dalam pengelolaan
emosi, seringkali kita menjumpai stimulus yang membuat mood kita menurun atau
berubah negative. Misalnya: karena dikejar deadline tugas, saat kehilangan
significant other.
I.
PENGERTIAN KREATIVITAS
Penferian kreatifitas menurut para ahli:
·
Widayatun
Kreatifitas
adalah suatu kemampuan untuk memecahkan masalah, yang memberikan individu menciptakan
ide-ide untuk berkembang.
·
James R. Evans
Kreatifitas
adalah keterampilan untuk menentukan pertalian baru, melihat subjek prespektif
baru, dan membentuk kombinasi-kombinasi baru dari dua atau lebih konsep yang
telah tercetak dalam pikiran.
·
Santrock
Kreatifitas
adalah kemampuan untuk memikirkan sesuatu dalam cara yang baru dan tidak
biasanya serta untuk mendapatkan solusi-solusi unik.
·
Samiawan
Kreatifitas
adalah kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan dan menerapkanya dalam
pemecahan masalah.
·
Munandar
Kreatifitas
adalah kemampuan untuk mengkombinasikan, memecahkan atau menjawab masalah dan
cerminan kemampuan oprasional anak kreatif.
Dalam KBBI, kreatif didefinisikan sebagai kemampuan untuk
mencipta atau memproses timbulnya ide baru. Pada inttinya pengertian
kreatifitas adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu yang baru,
baik berupa gagasan ataupun karya yang nyata.
J.
CIRI-CIRI KREATIVITAS
Guiolford mengemukakan ciri-ciri kreativitas antara lain:
§ Kelancaran berfikir (fluency of thinking)
Yaitu
kemampuan untuk menghasilkan banyak ide yang keluar dari pemikiran seseorang
secara cepat.
§ Keluesan berfikir (flexibility)
Yaitu
kemampuan untuk memproduksi sejumlah ide, jawaban atau pernyataan yang
bervariasi.
§ Elaborasi (elaboration)
Yaitu
kemampuan dalam mengembangkan gagasan dan menambahkan atau memperinci
detail-detail dari suatu objek, gagasan atau situasi sehingga lebih menarik.
§ Originalitas (originality)
Yaitu
kemampuan unuk mncetuskan gagasan unik atau kemampuan untuk mencetuskan gagasan
asli.
K.
MANFAAT KREATIVITAS
Albert Einstein berkata bahwa imajinasi lebih baik dibandingkan dengan
kecerdasan. Imajinasi berkaitan dengan kreativitas. Manfaat-manfaat
kreaativitas antara lain:
§ Membuat hidup lebih indah
§ Meningkatkan apresiasi terhadap ide orang lain
§ Meningkatkan motivasi dan semangat hidup
§ Faktor kesuksesan usaha
§ Awal terjadinya inovasi dan perubahan
§ Meningatkan kualitas dan tarah hidup manusia
L.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS
1.
Dorongan dari dalam
diri sendiri (motivasi intrinsik)
Setiap
individu memiliki dorongan dari dalam dirinya untuk berkreativitas,
mengungkapkan semua kapasitas yang ada pada dirinya.
Dorongan
dari dalam diri sendiri antara lain:
§ Keterbukaan terhadap pengalaman
Merupakan
kemampuan menerima segala informasi ari pengalaman hidupnya sendiri dengan
menerima apa adanya.
§ Kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan
pribadi seseorang.
§ Kemampuan untuk bereksperimen atau bermain dengan
konsep-konsep.
2.
Dorongan dari
lingkungan (motivasi ekstrinsik)
Lingkungan
yang dapat mempegaruhi kreativitas individu dapat berupa lingkungan keluarga,
sekolah, dan lingkungan masyarakat. Kondisi lingkungan yang dapat mengembangkan
kreatifitas ditandai dengan adanya:
§ Keamanan psikologis
Keamanan
psikologis dapat terbentuk melalui 3 proses yang saling berhubungan, yaitu:
a.
Menerima individu
sebagaimana adanya dengan segala kelebihan dan kekuranganya.
b.
Mungusahan suasana
yang sifatnya tidak mengancam
c.
Memberikan
pengertian secara empatis, ikut menghayati perasaan, pemikiran dan tindakan
individu.
§ Kebebasan psikologis
Lingkungan
yang bebas secara psikologis memberikan kesempatan kepada individu untuk bebas
mengekspresikan secara simbolis pikiran dan perasaanya.
M.
FAKTOR VARIASI KREATIVITAS
Ø Jenis kelamin
Anak
laki-laki menunjukkan kreatifitas yang lebih besar dibandingkan anak perempuan,
terutama setelah berlalunya masa kanak-kanak. Anak laki-laki diberi kesempatan
untuk mandiri .\\
Ø Status sosial ekonomi
Anak
dari kelompok sosial ekonomi yang lebih tinggi cenderung lebih kreatif dari
pada anak yang berasal dari sosial ekonomi lebih rendah. Lingkungan anak
kelompok sosial ekonimi lebih tinggi memberi lebih banyak kesempatan untuk
memperoleh pengetahuan dan pengalam yang di perlukan kreativitas.
Ø Urutan kelahiran
Anak
dari berbagai urutan kelahiran memiliki tingkat kreativitas yang berbeda. Anak
yang lahir ditengah, lahir belakangan, anak tunggal mungkin lebih memiliki
kreativitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak pertama. Umumnya anak
yang lajir pertama lebih ditekan dan harus menyesuaikan diri dengan kemauan
orang tua, tekanan ini mendorong anak untuk menjadi pribadi yang penurut
daripada pencipta.
Ø Ukuran keluarga
Anak
yang berasal dari keluarga kecil denderung lebih kreativ dibandingkan dengan
anak yang lahir dari keluarga besar.
Ø Lingkungan kota vs lingkungan pedesaan
Anak
lingkungan kota cenderung lebih kreativ daripada anak dari lingkungan pedesaan.
Ø Inteligensi
Anak
yang lebih pandai cenderung menunjukkan kreativitas yang lebih besar.
N.
KENDALA YANG MENGHAMBAT KREATIVITAS
§ Berfikir negatif pada individu atau tim
§ Takut akan kegagalan
§ Banyak aturan atau perutaran sehingga menghambat
perkembangan
§ Kurangnya waktu berfikir yang berkualitas dan kurangnya
pengalaman yang menarik
§ Membuat asumsi yang belum tentu benar
§ Terlalu banyak logika
§ Berfikir tidak kreatif
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Emosi merupakan pola yang kompleks dari perubahan yang
terjadi pada bangkitan/ getaran fisiologis, perasaan subjektif, proses
kognitif, dan reaksi prilaku atau berproses/ merubah diri menjadi lebih baik
dan optimal dalam hidupnya. Emosi kita merupakan barometer terhadap dunia
internal kita, sehingga emosi merupakan pengetahuan intuinsif secara sekilas
tentang diri kita. Apabila kita tahu sedikit perasaan orang maka kita telah
mengetahui sedikit tentangnya. Ada 8 macam emosi primer gembira, penerimaan,
takut, terkejut, sedih, muak, jijik, marah dan antisipasi. Mengelola emosi
berarti belajar bagaimana
mengekspresikan perasaan kita secara efektif, melibatkan keseimbangan
antara ekspresi spontan dengan yang disadari, dan menggunakan kontrol rasional`
Berfikir kreatif adalah suatu cara berfikir dimana
seseorang mencoba menemukan hubungan-hubungan baru untuk memperoleh jawaban
baru terhadap masalah. Dalam berfikir kreativ seseorang dituntut untuk dapat
memperoleh lebih dari satu jawaban terhadap suatu persoalan dan untuk itu maka
diperluan imajinasi. Berfikir kreatif
sering juga disebut dengan berfikir devergen, karena disini pikiran didorong
untuk menyebar jauh dan meluas dalam mencari ide-ide baru.
DAFTAR PUSTAKA
Atwater, Easwood.
1984, psychology of adjustment: 2nd
edt. Engeloowed Chiff: Prentice-Hall
Inc
Gentry, W.Doyle.
2007, Anger management of dummis. Indianapolis:
Wiley Publ.Inc (e-book)
Strongman, KT.
2003, the psychology of emotion. West
Sussex England: Jhon Willy & Sons, Ltd
Utami Munandar.
2004, perkembangan kreatifitas anak
berbakat. Jakarta: Reinka Cipta
Semiawan R. Conny.
1998, Dimensi kreativitas dalam filsafat
ilm. Bandung: Remaja Rosda Karya
Langganan:
Postingan (Atom)